Rabu, 15 Juli 2009

LAPORAN KIMIA
TITRASI ASAM BASA


Disusun oleh:

Unun Solikhah

35

XI IPA 4

LAPORAN KIMIA

A. JUDUL

Titrasi asam basa

B. TUJUAN

o Menentukan kemolaran larutan HCl dengan larutan NaOH 0.1 M

o Menentukan kemolaran larutan HCl dengan larutan KOH 0,1 M

C. DASAR TEORI

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahaui konsentrasinya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant”, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer”.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa dapat memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan,kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi.titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

D. ALAT dan BAHAN

Alat

Ø Statif dan klem

Ø Buret

Ø Erlenmeyer 1 buah

Ø Corong 1 buah

Ø Pipet tetes 2 buah

Ø Gelas ukur 1 buah

Ø Gelas kimia 1 buah

Ø Kapas

Bahan

Ø Larutan HCl 20 ml.

Ø Larutan NaOH 0.1 M, 50 ml

Ø Larutan KOH 0.1 M, 50 ml

Ø Fenolftalein

E. LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menyusun statif, klem dan buret seperti pada gambar.

3. Memasukkan 20 mL larutan HCl dan 3 tetes indicator fenolftalein ke dalam Erlenmeyer.

4. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0.1 M hingga garis 0 mL. sambil menuangkan larutan NaOH kedalam buret, saring larutan NaOH menggunakan kapas yang diletakkan di corong.

5. Menetesi larutan HCl dengan larutan NaOH sedikit demi sedikit. Penetesan harus dilakukan secara hati-hati dan Erlenmeyer terus-menerus diguncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi perbahan warna yang tetap,yaitu menjadi merah permanent.





6. Mengulangi prosedur di atas dengan menggantikan larutan NaOH dengan larutan KOH, dan menambahkan 5 tetes indicator fenolftalein.

7. Melakukan beberapa pecobaan yang sama sampai diperoleh tiga data yang hampir sama.

F. DATA

No

Volume HCl

Fenolftalein (PP)

Larutan yang digunakan sebagai titer

Volume titer yang digunakan

1

20 mL

3 tetes

NaOH

23 ml (lebih)

2

20 mL

5 tetes

KOH

24 mL

3

20 mL

5 tetes

KOH

22 mL

G. PEMBAHASAN

1. Pada percobaan yang pertama, larutan HCl 20 ml yang telah diberi indicator fenolftalein (PP) sebanyak 3 tetes dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 M, volume NaOH yang dibutuhkan lebih dari 23 ml itu pun warna larutan belum juga berubah. Maka dari itu, karena datanya yang tidak sesuai kami tidak memasukkan data tersebut dalam perhitungan.(dianggap gagal).

2. Pada percobaan yang kedua, jika larutan HCl 20 ml yang telah diberi indicator fenolftalein (PP) sebanyak 5 tetes dititrasi menggunakan larutan KOH 0,1 M, maka volume NaOH yang dibutuhkan hingga warna larutan berubah menjadi merah permanent adalah sebanyak 24 ml

3. Pada percobaan yang ketiga, jika larutan HCl 20 ml yang telah diberi indicator fenolftalein (PP) sebanyak 5 tetes dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 M, maka volume NaOH yang dibutuhkan hingga warna larutan berubah menjadi merah permanent adalah sebanyak 22 ml.

H. PERHITUNGAN

§ Volume rerata KOH =

= 23 ml

Jadi, volume KOH yang digunakan adalah sebanyak 23 ml.= 0,023 L

KOH(aq) + HCl(aq) à KCl(aq) + HO(l)

0,0023 0,0023

§ n KOH = M V

= 0.1 X 0,023 mL

= 0,0023 mol

mol HCl sebanding mol NaOH = 0,0023

§ M HCl =


=


= 0,115

Ø Dari perhitungan diperoleh kemolaran larutan HCl yang digunakan adalah 0,115 M padahal kemolaran HCl yang sebenarnya adalah sebesar 0,1 M.

Ketidak cocokkan hasil perhitungan kemolaran larutan HCl yang digunakan dengan kemolaran yang sesungguhnya disebabkan oleh bebepara factor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam percobaan antara lain :

1. pengukuran yang kurang teliti.

2. kadar NaOH dan KOH yang tidak benar-benar murni.

3. keadaan kemurnian indikator PP

4. kebersihan alat-alat yang digunakan.

5. cara menggoyangkan larutan kurang tepat.

I. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa kemolaran larutan HCl yang digunakan adalah sebesar 0.115 M.

J. DAFTAR PUSTAKA

Michael Purba, 2007, Kimia untuk SMA kelas XI semester 2, Jakarta : Erlangga.

_____, 2008, titrasi asam basa, (online),( http://belajarkimia.com), diakses Minggu, 1 Maret 2009, pukul 15.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar